Ceritanya kemaren-kemaren lagi ada sesi "deep thoughts and discussion" (baca: sleepover for 3 career-independent-living-out-of-their-parent's house gals)...dan muncul lah topik "kenapa MAU punya anak?"
Yg bertanya itu miss S, yg selama seminggu terakhir, dia ngejagain ponakan nya sendiri (tanpa or-tu nya si ponakan), dan dia bilang kalo dia merasa dia gak bisa lengah sedikit pun, selama tu ponakan dalam tanggung jawab dia. Dari siapin breakfast, mikirin lunch, dinner, safety on the road, baju nya,etc etc. Gue rasa sih dia agak
shocked karena ponakan nya
almost caused an accident.
Which will make her responsible as the guardian. Miss T: Human insting for procreation?
Miss S: maksud gue alasan yg bukan scientific
Miss G: meneruskan nama keluarga?
Miss S: Gimana kalo punya anak ceweq doank? di keluarga Chinese, mana bisa nerusin nama keluarga kalo ceweq?
Miss T: Supaya gak kesepian di hari tua dan ada yg jagain
Miss S: Gue kenal sama satu nenek-nenek, yg punya anak cowoq 7 dan gak ada satu pun yg sekarang perhatian sama dia. Maksud gue, kalo itu tujuan nya loe punya anak, loe bakal kecewa.
Miss T: Sebagai 'asuransi' hari tua (economy-wise)
Miss S: Emang loe skg bisa menangung biaya hidup or-tu loe? dengan gaji loe? dan banyak juga contoh-contoh di mana anak-anak yg lebih gak sukses daripada ortu mereka dan malah harus dibantuin sama or-tu nya.
Sebagai orang tua; loe seumur hidup bakal attached sama anak yg loe punya ini; ketika mereka teenager, ketika mereka punya anak sendiri, mereka bakal balik ke loe untuk minta tolong jagain anak nya, dll.
There is an invisible ties that bind you to that person as long as they live .
Diskusi nya akhirnya gak ada conclusion krn pada laper dan akhirnya nyari makan.
Menurut gue sih punya anak, partly, because as human we want and need to love and be loved. And who else will give you unconditional love more than your own child? With the added factors of economy, society, peer pressure, religion,etc.
What about you?